Rabu, 01 Februari 2012

Persib Bandung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Persib Bandung
Logo Persib
Nama lengkap Persatuan Sepak Bola
Indonesia Bandung
Julukan Maung Bandung
Pangeran Biru
Didirikan 14 Maret 1933
Stadion Stadion Si Jalak Harupat
Soreang, Bandung, Indonesia
(Kapasitas: 40.000)
Direktur Jendral Bendera Indonesia Glenn Sagita
Pelatih Bendera Kroasia Drago Mamic
Liga Liga Super Indonesia
2010-11 Peringkat 7
Situs web Situs web resmi klub
Kelompok suporter Bobotoh dan Viking Persib Club

Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Persib Bandung, atau sering disingkat menjadi Persib (Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) adalah salah satu tim sepak bola Indonesia. Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan sampai ke Liga Indonesia masa kini.

Daftar isi

[sunting] Sejarah

Sebelum bernama Persib Bandung, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nur'alim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.

[sunting] Stadion dan Mess


Stadion si Jalak Harupat (bird eye)
Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Si Jalak Harupat untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion Siliwangi.

Pada Indonesian Super League 2008/2009, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun Sarana Olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home-base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak pembangunan stadion yang rencananya akan diberi nama West Java Stadium ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar. Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan memakan waktu 883 hari.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos Persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah bocor dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlamess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.

[sunting]

[sunting] Apparel

[sunting] Prestasi

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions Asia.

[sunting] Nasional

[sunting] Liga

Juara (5): 1937, 1961, 1986, 1990, 1994
Runner-up (8) : 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982/1983, 1984/1985
Juara (1): 1994–95

[sunting] Piala

  • Piala Persija
Juara (1): 1991
  • Piala Kang Dada
Juara (1): 2008

[sunting] Internasional

Perempat Final (1): 1995

[sunting] Skuad 2011/2012

Berikut merupakan skuad Persib Bandung untuk musim kompetisi 2011/2012.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
1 Bendera Indonesia GK Jendri Pitoy
2 Bendera Indonesia DF Mohammad Nasuha
3 Bendera Indonesia DF Zulkifli Syukur
4 Bendera Indonesia DF Wildansyah
5 Bendera Indonesia DF Maman Abdurrahman
6 Bendera Kamerun DF Abanda Herman
7 Bendera Indonesia MF Atep Rizal
9 Bendera Indonesia FW Airlangga Sucipto
10 Bendera Montenegro FW Zdravko Dragicevic
11 Bendera Australia MF Robbie Gaspar
13 Bendera Indonesia DF Muhammad Agung Pribadi
14 Bendera Indonesia MF Hendra Ridwan
15 Bendera Indonesia FW Aliyudin
16 Bendera Indonesia MF Tony Sucipto

No.
Pos. Nama
17 Bendera Indonesia MF Muhammad Ilham
18 Bendera Indonesia DF Jajang Sukmara
20 Bendera Indonesia MF Budiawan
22 Bendera Indonesia GK Dadang Sudrajat
23 Bendera Indonesia DF Dudi Sunardi
24 Bendera Indonesia MF Hariono
25 Bendera Indonesia DF Rian Permana
29 Bendera Indonesia FW Sigit Hermawan
30 Bendera Indonesia GK Rizky Bagja
32 Bendera Indonesia GK Cecep Supriatna
33 Bendera Indonesia DF Anggi Indra Permana
44 Bendera Indonesia DF Aldi Rinaldi
50 Bendera Montenegro MF Miljan Radovic

[sunting] Staff Kepelatihan

Posisi Nama
Manager H. Umuh Muchtar
Ass Manager H. Dedy Firmansyah
Direktur Teknik Jovo Cuckovic
Pelatih Utama Drago Mamic
Asisten Pelatih Robby Darwis
Pelatih Kiper Anwar Sanusi
Pelatih Fisik Dino Sefriyanto
Pelatih U-21 Mustika Hadi
Manager U-18 Edi Djukardi
Pelatih U-18 Asep Sumantri
Manager U-15 Sigit Iskandar
Pelatih U-15 Anggi Prasetya
Dokter Tim Mohammad Raffi Ghani
Psikolog Hesdi Wahyudi

[sunting] Kepengurusan

[sunting] Badan Hukum

PT. Persib Bandung Bermartabat
Posisi Nama
Direktur Jendral Glenn Sagita
Manager H. Umuh Muchtar
Assistant Manager Deddy Firmansyah
Direktur Keuangan Merdi Hazizi
Direktur Marketing dan Development Veby Permadi
Direktur Pengembangan Ari D. Sutedi
Komisaris Utama Zainuri Hasyim
Komisaris Kuswara S. Taryono
Wakil Komisaris Utama Pieter Tanuri

[sunting] Suporter

Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking Persib Club memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka. Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya (bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan antara suporter kedua tim.

[sunting] Daftar pelatih dan pemain asing

[sunting] Pelatih Liga Indonesia

Berikut daftar pelatih Persib sejak musim kompetisi 1994/1995:
Tahun Pelatih
1994/1995 Bendera IndonesiaIndra Thohir
1995/1996 Bendera IndonesiaRisnandar Soendoro
1996/1997 Bendera IndonesiaNandar Iskandar
1997/1998 Bendera IndonesiaNandar Iskandar
1998/1999 Bendera IndonesiaM. Suryamin
1999/2000 Bendera IndonesiaM. Suryamin Bendera IndonesiaIndra Thohir
2000/2001 Bendera IndonesiaIndra Thohir
2001/2002 Bendera IndonesiaDeny Syamsudin
2003/2004 Bendera PolandiaMarek Andrejz Sledzianowski Bendera IndonesiaBambang Sukowiyono & Iwan Sunarya(caretaker) Bendera ChiliJuan Antonio Paez
2004/2005 Bendera ChiliJuan Antonio Paez
2005/2006 Bendera IndonesiaIndra Thohir
2006/2007 Bendera IndonesiaRisnandar Soendoro Bendera IndonesiaDjadjang Nurdjaman & Dedi Sutendi (caretaker) Bendera MoldovaIurie Arcan Anatolievichi
2007/2008 Bendera MoldovaIurie Arcan Anatolievichi Bendera IndonesiaDjajang Nurjaman & Robby Darwis (caretaker)
2008/2009 Bendera IndonesiaJaya Hartono
2009/2010 Bendera IndonesiaJaya Hartono Bendera IndonesiaRobby Darwis(caretaker)
2010/2011 Bendera PerancisDaniel Darko Jankovic Bendera SerbiaJovo Cuckovic Bendera IndonesiaDaniel Roekito
2011/2012 Bendera KroasiaDrago Mamic

[sunting] Daftar pemain legendaris

[sunting] Daftar pemain asing

Berikut daftar pemain asing yang pernah bermain untuk Persib. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat Persib.
CONMEBOL

[sunting] Klasemen

Pos Tim Main M S K GM GK SG N
1 Persipura Jayapura 9 6 2 1 18 11 +7 20
2 Sriwijaya FC 9 6 1 2 21 8 +13 19
3 Persiwa Wamena 9 5 2 2 14 12 +2 17
4 Mitra Kutai Kartanegara 9 5 1 3 19 13 +6 16
5 Persib Bandung 9 4 3 2 13 12 +1 15
6 Persela Lamongan 8 4 2 2 16 10 +6 14
7 Persiba Balikpapan 8 4 2 2 16 16 0 14
8 Persija Jakarta 6 4 1 1 12 2 +10 13
9 Persisam Putra Samarinda 9 4 1 4 14 14 0 13
10 PSPS Pekanbaru 8 4 0 4 13 11 +2 12
11 Pelita Jaya 9 3 2 4 15 15 0 11
12 Delta Putra Sidoarjo 9 3 2 4 10 10 0 11
13 Persidafon Dafonsoro 9 2 3 4 13 20 −7 9
14 Gresik United 9 2 2 5 13 20 −7 8
15 PSMS Medan 7 1 4 2 7 9 −2 7
16 Arema Indonesia 8 1 2 5 10 18 −8 5
17 PSAP Sigli 7 0 2 5 6 14 −8 2
18 Persiram Raja Ampat 8 0 2 6 9 24 −15 2
Diperbarui hingga pertandingan tanggal 28 Januari 2012.
Sumber: PT Liga Indonesia
Aturan pengurutan: 1. nilai; 2. selisih gol; 3. jumlah gol yang dicetak.
(J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi.

[sunting] Hasil pertandingan

Kandang \ Tandang1 AREM DELT GRES MITR PLTA PSLA PSIB PSBA PSDF PSJA PSPR PSRM PSAM PSWA PSAP PSMS PSPS SWJY
Arema Indonesia




0–1











Delta Putra Sidoarjo



2–0
0–0










Gresik United 2–0



3–2











Mitra Kutai Kartanegara









1–2

6–1



Pelita Jaya










2–1




1–3
Persela Lamongan

















Persib Bandung










3–2




1–0
Persiba Balikpapan 2–1



0–0











Persidafon Dafonsoro



1–1
2–2










Persija Jakarta
1–0





0–0








Persipura Jayapura

3–1



3–3









Persiram Raja Ampat








0–6





1–2
Persisam Putra Samarinda









3–1

2–0



Persiwa Wamena

4–2



2–0









PSAP Sigli


2–3







1–2




PSMS Medan


1–1







1–0




PSPS Pekanbaru
0–1





4–1








Sriwijaya FC








2–1





2–1
Diperbarui hingga pertandingan tanggal 19 Desember 2011.
Sumber: PT Liga Indonesia
1Tim tuan rumah berada di kolom sebelah kiri.
Warna: Biru = tim tuan rumah menang; Kuning = seri; Merah = tim tamu menang.

[sunting] Referensi

CAF
UEFA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar